CHRISTMAS AT GAYA STREET AND 1B

CAROLING 2009

SOLEMNITY OF HOLY FAMILY: JOSEPH, MARY AND JESUS / HARI RAYA BESAR KELUARGA KUDUS - YUSUF, MARIA DAN YESUS

Friday, December 25, 2009



ENGLISH VERSION

We tend to think of Jesus, Mary and Joseph as a model family we could ever emulate. It is easy to think that they could never understand what we face day by day, That might be the case if Church were to call the feast of the "Perfect Family". But perfection and holiness are not always the same thing. We live in imperfect world, and messy things happen, no matter who we are. The key is how we respond when they do.

Look at this incident as an example:

A boy dissapears without informing anyone, apparently giving no thought to the anxiety he may cause his parents. The parents meanwhile, neglect to make sure their son is with them before starting on a long journey. When they retrace their steps to Jerusalem, they have no idea where to look for Jesus, because they really do not understand him or where God may be leading him. Riddled with anxiety, they don't hesitate to reproach him when they finally do find him.

Yet in all these anxieties and misunderstandings, they remain holy, full of love for God and one another!

They are times when we make mistakes, fail to understand each other, or feel very anxious. It's all right to tell family members and close friends how their behavior may have dissapointed, hurt or puzzled us, as long as we do not condemn or accuse them. Let's just make sure we listen carefully to their explanations so that we can all move from honesty to great love and understanding.

Let us invite Holy Family into our homes. Let us see our own families and circles of friends as places where holiness that lives on a shelf untouched by the vicisstitudes of daily life, but a holiness that unfolds and deepens as we journey together toward fuller participation in the kingdom of God.



BAHASA MALAYSIA VERSION

Kita cenderung berFikir tentang Yesus, Maria dan Yusuf sebagai model keluarga yang biasa boleh ditiru. Sangat mudah untuk berfikir bahawa mereka tidak pernah mengerti apa yang kita hadapi dari hari ke hari, Itu mungkin berlaku jika Gereja menyebut hari raya "Keluarga Sempurna". Tetapi kesempurnaan dan kekudusan tidak selalu sama. Kita hidup di dunia yang tidak sempurna, dan selalu ada perpecahan , tidak peduli siapa kita. Kuncinya adalah bagaimana kita bereaksi.

Lihatlah insiden ini sebagai contoh:

Seorang anak laki-laki menghilang tanpa memberitahu sesiapa pun, nampaknya tidak menghiraukan perasaan cemas oleh orang tuanya. Mereka berancang untuk jalan bersama-sama dalam perjalanan yang jauh. Ketika mereka menjejaki kembali langkah-langkah mereka ke Yerusalem, mereka tidak tahu di mana harus mencari Yesus, kerana mereka benar-benar tidak mengerti Dia atau di mana Tuhan boleh membawa-Nya. Penuh dengan kecemasan, mereka tidak ragu-ragu untuk mencela dia sekiranya mereka akhirnya menemuinya. Apa yang terjadi dalam kehidupan realiti keluarga kudus ini?

Dalam semua kecemasan dan salah faham, mereka tetap suci, penuh kasih antara satu sama lain.

Sama-sama kita renungkan. Saat-saat ketika kita membuat kesalahan, gagal untuk memahami satu sama lain, atau merasa sangat cemas. Tidak apa-apa untuk memberitahu ahli keluarga dan teman-teman dekat bagaimana perilaku mereka mungkin mengecewakan, sakit hati atau kita menghadapi kekeliruan, selama kita tidak mengutuk atau menuduh satu sama lain. Mari kita memastikan bahawa kita mendengarkan dengan seksama penjelasan mereka sehingga kita semua biasa pindah dari kejujuran untuk cinta dan pengertian.

Mari kita undang Keluarga Kudus ke rumah kita. Mari kita lihat keluarga kita sendiri dan kalangan kawan-kawan. Contohilah keluarga kudus ini walaupun ada perselisihan, tetap saja ada cinta kasih.

PESAN DAN SALAM KRISMAS 2009

Thursday, December 17, 2009

Saudara-saudari.

Sekali lagi Gereja memasukki Krismas melalui Tahun Liturgi kita pada kali ini. Dedikasi pesan dan salam Krismas ini bukan sahaja ditujukan kepada saudara-saudari tetapi saya secara peribadi mahu mengucapkan setinggi-tinggi kesyukuran saya kepada Tuhan kerana pada tarikh pesan ini ditulis adalah hari saya menerima kelulusan pertukaran ke SK Kironggu, Tongod dari SK Segaliud, Sandakan telah dikabulkan setelah berbulan-bulan saya berdoa untuk ini semua.

Saudara-saudari.
Fokus pesan dan salam Krismas saya pada kali ini secara peribadi ialah: "Sabda telah menjadi daging dan tinggal bersama-sama dengan kita." (Yoh 1: 14).

Dunia pada hari ini memerlukan kita meneguhkan iman logos atau iman yang diperolehi daripada sabda Tuhan kerana melaluinya kita perlu mengaplikasikannya dalam kehidupan seharian.

Hodiest, Christus Natus Est. Gloria in Excelsis Deo!
Kemulian kepada Tuhan kerana hari ini Kristus telah lahir!

Pada kesempatan ini, saya menjemput saudara-saudari untuk menghargai cinta kasih Allah Bapa yang begitu besar sekali kepada umat-Nya di bumi ini. Bagi menghargai cinta kasih Allah, pertama sekali wajiblah kita menunjukkan kesyukuran yang lahir dari batin kita melalui perayaan Misa Kudus Malam Krismas. Tidak ada gunanya kita memakai baju yang cantik sahaja untuk menghadiri Misa Kudus sekiranya hati kita tidak secantik pakaian yang kita pakai. Erti kata lain, kita masih lagi menjadi "orang lama" dalam kehidupan kita.

Selain itu, bagi menghargai cinta kasih Allah haruslah menghargai keluarga kita. Keluarga ada anugerah paling besar daripada-Nya. Contohilah Keluarga Kudus - Joseph, Maria dan Yesus. Walaupun kehidupan mereka serba kekurangan namun ia tidak menghalang untuk Joseph dan Maria untuk membesarkan Yesys agar Dia dapat menunaikan tanggungjawab-Nya sebagai Anak Allah bagi menyelamatkan manusia.

Tanda syukur kita kepada Allah adalah wajib kerana dalam Perjanjian Lama, Allah bersama-sama dengan manusia (Bangsa Israel). Perjanjian Baharu kita dapat lihat bahawa Allah diam di dalam kita. Maknanya di sini Dia diam di dalam tubuh kita. Memang sudah layak dan sepantasnya Dia diam dalam tubuh kita melalui Yesus Kristus yang lahir ke dunia. Melalui perayaan Ekaristi, kita memakan roti yang dikonsekrasikan oleh paderi tanda kita menerima Yesus untuk diam di dalam tubuh kita, membiarkan Dia menggunakan tubuh kita untuk memuliakan-Nya, menginjil ke seluruh dunia. Sebab itulah marilah kita menyucikan diri kita melalui Sakramen Gereja kita seterusnya menjemput Yesus masuk ke dalam jiwa dan raga kita.

Saudara-saudari.
Sungguh sayang sekali, banyak keluarga pada hari ini mengalami banyak perpecahan akibat ketidakserasian pelbagai aspek. Ada keluarga yang berpecah akibat penceraian dan mangsa keadaan ialah anak-anak. Apabila keluarga berpecah, malah tidak hairanlah timbul masalah yang berat. Perpecahan ini berlaku akibat daripada keegoan yang tinggi dan tidak ada rasa rendah diri dalam pelbagai isu dalam keluarga.

Oleh itu, marilah kita melihat sekali lagi keluarga kudus Joseph, Maria dan Yesus. Kandang tempat di mana Yesus dilahirkan sebagai tanda kerendahan Tuhan. Senyuman yang dipaparkan oleh Joseph dan Maria sebagai tanda kesukaan besar mereka walaupun dalam keadaan daif bila menyambut kedatangan Anak Manusia. Jadi, palungan Yesus itu sendiri sudah memberikan banyak makna kepada kita agar berdiri teguh walaupun menghadapi rintangan yang besar dalam kehidupan.

Saudara-saudari.
Krismas menjemput kita untuk memberikan persembahan kepada-Nya. Jika dalam Injil kita dapat lihat Raja Dari Timur mempersembahkan emas, kemenyan dan mur. Akan tetapi persembahan yang paling besar adalah menyerahkan diri kita kepada Tuhan selain memberikan wang persembahan kepada Gereja. Mempersembahkan diri kita kepada Tuhan untuk melayani Dia adalah besar berkahnya yang akan dilimpahkan kepada kita secara peribadi dalam kehidupan harian. Hakikatnya ia membolehkan Cinta Kasih Allah mengalir sebebas-bebasnya di dalam diri kita dalam pelayanan.

Saudara-saudari.
Hari ini, kita dijemput untuk melihat Yesus yang dilahirkan di Bethlehem, di kandang yang hina. Kita dijemput untuk melihat wajah yang terpahat pada Joseph dan Maria. Mereka menerima Yesus ke dalam jiwa mereka sepenuhnya. Jadi, marilah kita sama-sama membawa Yesus masuk ke dalam "palungan hati kita", membiarkan Dia diam di dalam hati kita, membiarkan Dia membesar di dalam hati kita serta membenarkan Dia berjalan bersama-sama kita untuk memasuki kerajaan syurga.

Benedetta e santa festa di Natale 2009 per voi !
Selamat Hari Natal 2009 kepada anda semua!



16 Disember 2009

MINGGU ADVEN KE-3 / 3RD SUNDAY OF ADVENT (YEAR / TAHUN - C)

Friday, December 11, 2009

Zephaniah 3: 14-18
Responsorial / Antara bacaan: Isaiah / Yesaya 12: 2-6
Philippians / Filipi 4: 4-7
Luke / Lukas 3: 10-18

ENGLISH VERSION

John the Baptist may have lived in a world that was just as muddled as ours, but he was far less muddled than most of the people around him. If he were here today, he would tell us the same thing that he told the people of Judea: We all need to look at how we integrate the gospel into our daily life.

Today's Gospel reading gives us a number of examples of John's teaching. Asked about the right way to live, he avoided lengthy theoretical discourses. Rather he focused immediately on people's behaviour. "Whatever has to cloaks should share with the person who has none. And whoever has food should do likewise." (Luke 3: 11). He told tax collectors to stop cheating people. He told soldiers to be honest and just to stop bullying those weaker than they were. It seems that everything John said and did could be reduced to one command: Treat one another with the same love that God has for you!

When we look at the Sermon on the Mount, we find Jesus also telling us how we should live. He told us that anger, hatred and resentment are just serious as murder. He told us that lusting after someone is just as bad as committing adultery. He said that the "least" are those obey God's commands, while the "greatest" are those who keep them (Mathew 5: 19).

How are you living? As Christmas approaches, take John's advice and repent. Make sure to celebrate the Sacrement of Reconciliation so that you can get rid of your sins and be ready to welcome Jesus with a heart as cleas as John's. Turn to the Lord and let him answer the question: what then should I do?



VERSI BAHASA MALAYSIA


Yohanes Pembaptis tinggal di dunia zaman yang juga sama dengan kita iaitu banyak kekacauan. tapi ia jauh lebih teruk daripada sebahagian besar orang di sekelilingnya. Jika Yohanes ada di sini hari ini, dia akan mengatakan kepada kita hal yang sama seperti kata-katanya kepada orang-orang Yudea: Kita semua perlu u mengintegrasikan Injil ke dalam kehidupan kita sehari-hari.

Pembacaan Injil pada hari ini memberi kita sejumlah contoh ajaran Yohanes Pembaptis. Bertanya tentang cara yang benar untuk hidup, dia mengelakkan wacana teoritis yang panjang. Melainkan dia akan terfokus pada perilaku orang. "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian." (Lukas 3: 11) Dia memberitahu kepada pemungut cukai untuk menghentikan menipu. Dia memberitahu kepada tentera untuk jujur dan adil dan berhenti untuk membuli orang yang lebih lemah daripada mereka. Nampaknya bahawa segala sesuatu Yohanes Pembaptis memberikan perintah ini iaitu: Perlakukan satu sama lain dengan kasih yang sama yang telah diberikan oleh Allah!

Ketika kita membaca Khotbah di Bukit, kita dapati Yesus juga mengatakan kepada kita bagaimana harus hidup. Dia memberitahu kita bahawa kemarahan, kebencian sama serius seperti dosa membunuh. Dia mengatakan kepada kita bahawa bernafsukan seks dengan seseorang adalah sama buruknya dengan melakukan perzinahan. Dia mengatakan bahawa "setidaknya" adalah mereka yang mentaati perintah-perintah Allah, sementara "terbahagia" adalah mereka yang mengikuti perintah-Nya (Matius 5: 19).

Bagaimana cara anda hidup? Krismas yang menjelang tiba, turutilah nasihat Yohanes dan bertobat. Pastikan anda merayakan Sakramen Rekonsiliasi sehingga anda dapat menyingkirkan dosa-dosa anda dan siap untuk menyambut Yesus dengan hati yang bersih seperti Yohanes. Berpalinglah kepada Tuhan dan biarkan dia menjawab soalan: apa yang harus saya lakukan?

2ND SUNDAY OF ADVENT / MINGGU ADVEN KEDUA

Wednesday, December 2, 2009

Baruch / Baruk 5:1-9; Psalm / Mazmur 126: 1-6; Philipians / Filipi 1: 4-6, 8-11
Luke / Lukas 3: 1-6

ENGLISH VERSION

As a cloistered nun, Therse Martin knew that she would never become a missionary, Still, she wanted to do something great for God, so she decided to devote herself to loving other people as Jesus loved them. In the simplest ways. she found opportunities to love - from smilling at a cranky nun to silently forbearing when another sister splashed her with laundry water. Love became her "little way" to God.

Therese's "little way" offer one powerful way to live out St. Paul's prayer for the Philipians - that their love for one another would increase so that they could become "pure and blameless for the day of Christ." (Philipians 1: 10) Paul knew that the more we love our brothers and sisters, the closer we get to God.

So the challenge in today's reading is to learn how to recognise opportunities to love so that we can become holy. For example, we can listen more attentively as our spouse shares about his or her day. We might make it a point to compliment our children when they act generoulsy. We can refrain froom criticizing a relative whom we do not understand. We can decide to forgive when someone hurts us instead of letting resentments build. Perhaps, like Therese, we can reach out in love to that very person we find most irritating.

There's no doubt that love can be demanding, but we try to love as Jesus loves, we are blessed. Our actions not only please God, they can also heal relationships, foster family unity and even leads others to Christ.

It is amazing that little acts of love can have such far-reaching, even eternal, ramifications. But that only goes to show how influential anyone can be when they try to stay close to the Lord. May the Spirit open our eyes to the marvel of our calling us Christians!


VERSI BAHASA MALAYSIA

Sebagai seorang biarawati, Therse Martin tahu bahawa dia tidak akan pernah menjadi seorang misionari. Walaubagaimanapun dia ingin melakukan sesuatu yang besar bagi Tuhan, sehingga ia memutuskan untuk mengabdikan diri untuk mencintai orang lain sebagaimana Yesus mencintainya dengan cara yang paling sederhana. Dia menemukan kesempatan untuk mencintai - Dia mampu bersabar ketika orang lain memercikkan dia dengan air kumbahan. Cinta kasih merupakan "jalan kecil" kepada Allah.

Therese's "jalan kecil" menawarkan salah satu cara yang kuat atau ampuh untuk umat di Filipi melalui doa Santo Paulus - bahawa cinta mereka satu sama lain akan meningkat sehingga mereka bisa menjadi "murni dan tidak bercacat untuk hari Kristus." (Filipi 1: 10) Paulus mengetahui bahawa semakin kita mengasihi saudara-saudara kita, semakin dekat kita kepada Tuhan.

Jadi, cabaran pada hari ini adalah untuk belajar bagaimana mengenali kesempatan untuk mencintai sehingga kita boleh menjadi kudus. Sebagai contoh, kita boleh mendengar lebih penuh perhatian ketika pasangan kita yang mengongsikan tentang aktiviti hariannya. Kita biasa membuat sebuah titik untuk pujian anak-anak kita ketika mereka bertindak lebih berkebajikan terhadap orang lain. Kita dapat menahan diri daripada mengkritik seorang kerabat yang kita tidak mengerti. Kita boleh memutuskan untuk memaafkan ketika seseorang menyakiti kita, bukan membiarkan kebencian membangun. Mungkin, seperti Therese, kita dapat meraih cinta kasih sesama manusia.

Tidak ada keraguan bahawa cinta boleh menuntut, tapi haruslah kita berusaha untuk mengasihi seperti Yesus mengasihi. Jika kita melakukannya demikian, kita diberkati. Tindakan kita tidak hanya menyenangkan Tuhan, mereka juga boleh menyembuhkan hubungan, membina perpaduan keluarga dan bahkan menyebabkan orang lain kepada Kristus.

Sungguh menakjubkan bahawa tindakan-tindakan kecil cinta kasih dapat memiliki jauh jangkauannya, bahkan abadi, konsekuensi. Tapi itu hanya pergi untuk menunjukkan bagaimana orang dapat berpengaruh ketika mereka cuba untuk tetap dekat dengan Tuhan. Semoga Roh membuka mata kita kepada keajaiban panggilan kita kita orang Kristian!

FIRST SUNDAY OF ADVENT (YEAR C) / MINGGU ADVEN PERTAMA (TAHUN C)

Friday, November 27, 2009

Jeremiah 33: 14-16; Psalm 25:4-5, 8-10, 14; 1 Thessalonians 3: 12-4:2; Luke 21: 25-28, 34-36
(Yeremiah 33:14-16; Mazmur 24: 4-5, 8-10, 14; 1 Thesalonika 3: 12-4: 2; Lukas 21: 25-28, 34-36)

ENGLISH VERSION

Don't you find it strange that today's gospel reading would focus on the end times and not Christmas? But as confusing as this may not seem at first, it really is quite appropriate. In many ways. there are a lot of similarities between Christmas and the Second Coming.

First, there is a obvious similariry tha both events are marked by the coming of Jesus. It's true that he came as a baby at Christmas, and at the Second Coming, he will come as a conquering king. But in both instances, it still Jesus, the all holy son of God, who is breaking into our infinite, limited world.

Second, in both instances Jesus comes to bring the kingdom of God. At Christmas, he came to ignaugurate that kingdom through his preaching, teaching, his miraclesis death and his ressurection. At the second coming he will bring to fulfillment what he begin at Christmas. All sin and suffering will be wiped away, and we will enter into eternal life with all the angels and saints.

Finally, both Christmas and Second Coming are time of excitement mixed with awe. At Christmas we hear angels singing, see magnificient star and watch Herod tremble with fear. At Second Coming, the heavens will open to reveal Jesus, shinning like the sunand all who are opposed to him will face judgement. Bothe are time of hope. That calls us examine ourselves.

So as Advent begins, ask yourself who Jesus is for you? Or he also the suffering servant who gave his life to set us free from sin and death? Is he the Lord of all creation who is coming backto bring his faithful people to heaven?

May God open our eyes this season so that we can see Jesus in a new way and transformed by what we see!


BAHASA MALAYSIA VERSION

Tidakkah anda merasa hairan bahawa bacaan Injil hari ini akan menumpukan pada akhir zaman dan bukan Krismas? Tetapi sebagai mengelirukan kerana hal ini mungkin tidak tampak pada awalnya, itu benar-benar sudah cukup tepat. Dalam banyak cara. ada banyak kesamaan antara Krismas dan Kedatangan Kedua.

Pertama, ada persamaan yang jelas tentang kedua peristiwa tersebut ditandai dengan kedatangan Yesus. Memang benar bahawa Dia datang sebagai seorang bayi pada Krismas, dan pada Kedatangan Kedua, dia akan datang sebagai raja penakluk. Tetapi dalam kedua kes, masih Yesus, semua anak suci Allah, yang menyusup ke kita yang tak terbatas, dunia terhad.

Kedua, dalam kedua contoh Yesus datang untuk membawa Kerajaan Allah. Pada hari Krismas, ia datang kepada kerajaan itu diaplikasikan melalui khotbah, pengajaran, kematian mukjizat-Nya dan kebangkitan-Nya. Pada kedatangan kedua ia akan membawa kepada menggenapi apa yang ia mulai saat Natal. Semua dosa dan penderitaan akan dihapuskan, dan kita akan masuk ke dalam hidup kekal dengan semua malaikat dan orang kudus.

Akhirnya, baik Krismas dan waktu Kedatangan Kedua, ia adalah kegembiraan dicampur dengan kagum. Saat Natal kita mendengar malaikat bernyanyi, melihat bintang dan menonton Raja Herodes gemetar ketakutan. Pada Kedatangan Kedua, langit akan terbuka untuk mendedahkan Yesus, Shinning seperti sunand semua orang yang menentang dia akan menghadapi penghakiman. Waktu Bothe adalah harapan. Yang memanggil kita menyemak diri kita sendiri.

Jadi, sebagai Advent bermula, tanyakan pada diri sendiri siapa Yesus bagi anda? Atau dia juga hamba yang menderita yang memberikan hidupnya untuk membebaskan kita dari dosa dan kematian? Adakah dia Tuhan dari semua ciptaan yang datang setia backto membawa orang ke Syurga?

Semoga Tuhan membuka mata kita musim ini sehingga kita dapat melihat Yesus dalam cara baru dan diubah oleh apa yang kita lihat!